Hokkaido utara Jepang mencabut keadaan darurat karena virus korona
TOKYO (AFP) – Pulau utama paling utara Jepang, Hokkaido pada Kamis (19 Maret) mencabut keadaan darurat yang diumumkan bulan lalu atas virus corona baru, dengan mengatakan pihaknya melihat tanda-tanda wabah mereda.
Gubernur prefektur Hokkaido mengumumkan tindakan darurat pada 28 Februari, ketika infeksi di wilayah tersebut meningkat.
Seruan itu mendesak warga untuk menghindari tamasya yang tidak perlu, meskipun itu tidak datang dengan langkah-langkah penegakan agresif seperti yang diterapkan sekarang di beberapa bagian Eropa.
Hampir 20 hari setelah deklarasi, ada tanda-tanda penyebaran virus corona mereda, kata gubernur Naomichi Suzuki Rabu malam.
“Kami dapat menghindari situasi yang awalnya kami khawatirkan, penyebaran infeksi yang eksplosif yang menyebabkan runtuhnya sistem medis dan kegagalan menyelamatkan nyawa,” kata Suzuki pada pertemuan pemerintah Hokkaido.
“Kami akan mencabut (keadaan darurat) pada 19 Maret sesuai jadwal,” katanya.
“Kami telah melakukan langkah-langkah kuat untuk menahan diri agar tidak keluar, tetapi mulai sekarang, kami akan bergerak ke tahap mengurangi risiko penyebaran infeksi sambil mempertahankan kegiatan sosial dan ekonomi,” kata Suzuki pada konferensi pers Rabu malam.
“Dari tanggal 20 (Jumat), kami akan pindah ke tahap baru,” katanya.
Angka terbaru menunjukkan 154 infeksi yang dikonfirmasi di Hokkaido termasuk 6 kematian. Secara nasional, Jepang sejauh ini memiliki 914 kasus termasuk 31 kematian.
Kemudian pada hari Kamis, panel ahli yang menasihati pemerintah tentang wabah akan memberikan penilaian mereka tentang langkah-langkah yang diambil secara nasional sejauh ini.
Panel akan merekomendasikan diakhirinya beberapa pembatasan, termasuk penutupan sekolah, dan mengusulkan untuk mengizinkan penonton kembali ke acara olahraga, menurut penyiar publik NHK dan media lokal lainnya.